Oleh: Sulaeman (KIM/48)
UU no.20 Sisdiknas 2003 Bab I pasal 1 ayat 1 menyatakan
“Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat”.
Berdasarkan UU tersebut sistem
pendidikan Indonesia menuntun dan membimbing pelajar mengasah potensi bakat dan
minatnya di bidang yang ia suka, sehingga mereka menjadi manusia Indonesia yang
bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Akan
tetapi dalam praktiknya sekarang sistem pendidikan Indonesia cenderung mendorong
para pelajar menjadi sesuatu yang dia tidak suka dan mempunyai standar nilai
yang harus ia capai. Hal ini membuat nilai adalah segalanya dimata pelajar,
mereka kini tidak lagi berpendapat bahwa ketika ia lulus dari jenjang
pendidikan ilmu apa yang telah mereka peroleh, tetapi mereka memikirkan apakah
mendapat nilai besar sehingga ketika mereka lulus mereka bingung ingin menjadi
apa.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata
kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan
mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan,
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya 80 persen
oleh soft skill. Pola pendidikan
yang diberikan pada anak didik. Misalanya, memberikan pemahaman sampai
mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk, memberikan kesempatan dan
peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi dirinya serta memberikan
apresiasi atas potensi yang dimilikinya, menghormati keputusan dan mensupport
anak dalam mengambil keputusan terhadap dirinya, menanamkan pada anak didik
akan arti kehidupan dan bertanggungjawab serta berkomitmen atas pilihannya.
Menutup sebuah coretan tangan ku, ku bawakan satu pesan yang begitu
menggugah kita semua yang membacanya
Jangan
pernah kau lihat hasil yang didapat
Tetapi
perhatikanlah prosesnya untuk mendapatkan hasil tersebut
Keberhasilan
kita tidak diukur dari seberapa harta
dan
kedudukan yang bisa kita capai
tapi
terutama dinilai dari seberapa banyak engkau mau belajar( Mario Teguh 2010)