Sabtu, 07 Januari 2012

Toilet Emas Wakil Rakyat

         Setelah rencana pembangunan gedung baru DPR  yang menuai banyak protes dan kritikan ternyata wakil rakyat kita berulah kembali. Wakil rakyat kita kembali merengek untuk perbaikan toilet di gedung Nusantara Satu DPR-RI. Entah apa yang ada di benak wakil rakyat kita, sungguh ironi seharusnya mereka yang mewakili kita malah ingin di layani oleh rakyatnya. Tak tanggung-tanggung anggaran yang di rencanakan sebesar  Rp. 2 Miliar..!! Mungkin toilet yang ada bagi mereka saat ini sangat jauh dari standar yang mereka harapkan dengan alasan toilet tersebut belum pernah di renovasi selama gedung DPR di bangun. Tetapi yang menjadi pertanyaan toilet apa yang akan wakil kita bangun? Apakah toilet berlapis emas?
Toilet Impian Anggota Dewan

Alasan dana sebesar itu di ucapkan salah satu anggota Dewan bahwa anggaran termasuk biaya pemeliharaan dan perawatan. Yang menjadi pertanyaan apakah harus sebesar itu? Berdasarkan pengakuan Imam suroso "Anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk renovasi 220 toilet cukup masuk akal, tidak mahal-mahal juga. Masalah ini hanya dibesar-besarkan saja,". Dan sekarang menjadi tanda Tanya besar apakah semua toilet yang ada di gedung anggota dewan tersebut memang harus direnovasi ke semuanya. Sedangkan berdasarkan survei yang di lakukan jurnalistik bahwa mayoritas toilet anggota dewan masih layak pakai adapun kerusakan yang ada masih bisa di tangani dengan sewajarnya tanpa mengeluarkan anggaran sebesar Rp 2 Miliar.
           Seandainya saja anggaran tersebut lebih diarahkan kepada hal lain yang jauh lebih bermanfaat mungkin saja rakyat tidak akan di buat gerah oleh kelakuan para anggota dewan. 


MEIRIZKY / KIM 47
Lembaga Struktural Kebijakan Politik
Departemen Sosial dan Politik
Badan Eksekutif Mahasiswa Diploma IPB

Toko Hukum Indonesia

Siapa yang tak mengenal Negara kita, Negara kepulauan dengan keanekaragaman dan sumber daya alam yang berlimpah ruah. Belum lagi predikat Negara kita sebagai Negara hukum, yang berarti Negara yang berlandaskan akan keadilan. Namun apa yang dapat kita lihat saat ini hukum seolah – olah barang pasar yang dapat di jual belikan. Siapa yang kuat dia yang menang, sama seperti hukum rimba. Bagaimana tidak, baru – baru ini kita di kejutkan dengan kasus seorang anak yang di tuding sebagai pencuri sandal di vonis bersalah di meja hijau, walaupun vonis yang berlaku anak tersebut di kembalikan kepada orang tuanya kembali namun vonis tetap berlaku bahwa sang anak bersalah. Belum lagi yang hangat seorang nenek di penjara dan sedang menghadapi masa persidangan akibat ulahnya yang hanya mengambil beberapa buah kakao di perkebunan sebuah perusahaan. Dalam masa siding tersebut sang nenek dijerat oleh pasal pencurian dengan ancaman kurungan 5 tahun..!!!
Namun apa yang dapat kita lihat ketika seorang yang benar-benar terbukti bersalah, siapa yang tak mengenal mafia pajak Gayus tambunan. Seorang tikus koruptor yang tertangkap dengan segala buktinya hanya di vonis kurungan penjara 7 tahun. Apakah nenek pencuri kakao tersebut sama dengan koruptor? Belum lagi kita mengenai fakta unik tentang penyelesaian hukum dimana seorang maling kelas teri sangat mudah di sidang dan di jatuhi vonis hukuman. Tetapi bagamana mengenai kasus – kasus seperti BLBI, Mega Century, bahkan yang paling anyar adalah wisma atlet. Bayangkan saja kasus BLBI tersebut di mulai pada tahun 1999 dan sampai sekarang di tutup tanpa adanya kepastian yang jelas. Walaupun sempat Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) pada awal tahun 2011 kemarin berniat akan kembali membuka kasus ini, dan itu sekarang hanya menjadi sebuah wacana. Apakah mungkin ini berpengaruh dari citra Kejaksaan? Bagi mereka sudah cukup mengorbankan seorang Urip trigunawan yang hanya di vonis kurungan 20 tahun.
Sebagai mahasiswa yang kritis tentu kita hanya bisa berjalan sesuai dengan koridor kita, sebagai agen of change. Kita di harapkan bisa merubah keadaan yang carut marut yang terus berlangsung pada saat ini. Birokrasi yang saat ini di ibaratkan sebagai bola pejal ketika kita berada dalam lingkungannya kita akan terus di hadapi dan masuk ke dalam bola pejal tersebut. Kita sebagai bola – bola yang kecil apakah kita akan masuk kedalam zona tersebut ataukah akan menggantikan bola pejal yang baru? Jawabannya adalah kontribusi kita sebagai mahasiswa dalam menanggapi permasalahan-permasalahan yang ada yang kita temui pada saat ini.

Hidup Mahasiswa..!!
MEIRIZKY / KIM 47
Lembaga Struktural Kebijakan Politik
Departemen Sosial dan Politik
Badan Eksekutif Mahasiswa Diploma IPB

Jumat, 06 Januari 2012

POLITIK tidak selamanya BUSUK

Seringkali kita mendengar bahwa ketika orang berbicara mengenai politik maka apa tanggapan mereka? Tanpa pikir panjang dengan lantang mengatakan “Politik itu busuk..!!” bahkan sesuai dengan hasil kuesioner sebagian besar responder menilai negatif apa yang di sebut politik. Tetapi, sebenarnya apa sebenernya yang di katakan dengan politik itu. Lalu mengapa jikalau politik itu busuk, beberapa orang sangat meminati profesi mereka sebagai seorang politikus? Mengapa perlu adanya kehadiran partai politik di birokrasi pemerintahan kita? Jika kita dengan lantang mengatakan politik itu busuk, apa berarti kita menganggap pemerintahan kita busuk. Oh guys, berarti kepada siapa kita berdiri? Atau ingin membangun Negara sendiri tanpa kata politik? Sering kita menafsirkan hal ini sebagai hal yang sangat sempit sekali, tanpa mau mencari kebenaran apa yang sebenarnya orang uraikan. Sebagai mahasiswa yang selalu akan belajar kita bukan di tuntut hal demikian. Kita di tuntut kritis terhadap permasalahan yang ada. Nah oleh sebab itu mari kita kaji mengapa fenomena ini sangat menarik.

                Kata politik sendiri sebenarnya merupakan runutan dari Bahasa Inggris “Policy” yang diartikan sebagai kebijaksanaan atau kebijakan. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia politik adalah cara bertindak menghadapi atau menangani suatu masalah atau kebijaksanaan. Berdasarkan definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa peranan politik sangat sentral sekali. Seorang pemimpin di mana saja ia memimpin tentu ia akan sangat mempertimbangkan sekali keputusagn apa saja yang akan mereka keluarkan.
Politik ada di sekitar kita
                Pernahkah kamu berfikir sebenarnya kita ini semua pelaku politik dengan definisi yang sangat ringan. Kita sebenarnya berpolitik setiap hari, bagaimana cara kita untuk meraih masa depan kita? Apa yang harus kita tempuh? Mungkin kita juga pernah melakukan praktek politik busuk dengan membohongi orang tua akan keperluan kita dengan dalih biaya kuliah?
Memang benar kesan politik saat ini lebih di arahkan ke hal yang negatif, ini akibat oknum-oknum pelaku politik yang mencederai makna politik yang sejati. Ibarat pepatah “akibat nila setitik, rusak susu sebelangga”. Dinamika politik memang sangat rumit, tapi sebagai orang yang bijak mari kita menanggapinya dengan pandangan yang positif. Sebagai mahasiswa, hendaknya kita berperan sebagai aktor politik nilai dan belum saatnya terjun kedalam lembah politik praktis. Politik nilai inilah yang amat sanjung di depan mata pergerakan, di mana pergerakan yang di bangun tanpa di nodai oleh unsur kepentingan suatu golongan dalam menerapkan suatu sistem. Pergerakan yang di bangun hanya semata – mata di dasari oleh keresahan menghadapi ketimpangan – ketimpangan kebijakan yang ada.
Hidup Mahasiswa…!!!
Pergerakan adalah bahasa perjuangan kami.
Meirizky / KIM 47
Lembaga Struktural Kebijakan Politik
Departemen Sosial dan Politik
 Badan Eksekutif Mahasiswa Diploma IPB